20% untuk alokasi anggaran adalah sangat
tinggi bila sebelumnya untuk mendapatkan angka 5% saja sesuatu hal yang
sulit dicerna fikiran khalayak bangsa ini.
Demikianlah
alokasi pendidikan dinegeri ini yang sungguh sangat perlu disyukuri,
naik secara drastis bahkan bila dibanding departemen2 lainya yang justru
mengalami penurunan.
Efek domino dari kenaikan anggaran pendidikan ini pasti akan juga mengimbas kepada kesejahteraan bagian yang ada didalamnya termasuk Guru.
Pertanyaan yang perlu diperhatikan.
Efek domino dari kenaikan anggaran pendidikan ini pasti akan juga mengimbas kepada kesejahteraan bagian yang ada didalamnya termasuk Guru.
Pertanyaan yang perlu diperhatikan.
Mungkinkah kenaikan gaji guru juga
menaikan kualitas seorang guru dalam mengajar? ataukah hanya menaikan
gaya hidup. Yang serba kesusahan menjadi berlebihan harta. Bisa
dibayangkan untuk guru SD di daerah terpencil awalnya mendapatkan gaji 2
juta kotor (setelah dipotong sana-sini untuk bayar hutang bisa jadi
sampai ke keluarga tidak lebih dari 700 ribu rupiah). Mereka harus
membiayai dapur yang harus terus mengepul dan putra putrinya yang terus
ingin meraih pendidikan setinggi-tingginya (biar hidup lebih enak, ga seperti orang tuanya).
Jreeeeng….
Jreeeeng….
Tiba-tiba penghasilah bertambah 3 kali
lipat menjadi 6 Juta rupiah dan setelah dipotong sana sini tinggal 5
Jutaan. Sungguh sangat fantastis.
Perencanaanpun mulai di buat oleh
keluarga guru yang kaya mendadak tersebut, bukan sekedar membahas
masalah dapur, pendidikan. Namun ada pos2 perencanaan lainya yang tiba2
muncul dan semuanya berhubungan dengan Uang. Misalkan:
- Udara panas yang sudah biasa dinikmati tiba2 naik beribu-ribu derajat, sehingga nampaknya AC pun kayaknya sudah saatnya dibeli.
- TV hitam putih yang menemaninya dalam memberikan informasi tambahan untuk mengajarpun mulai perlu ada pembaharuan, muncul sebuah ide untuk mulai melirik toko elektronik di kota untuk membeli TV yang warna warni dengan alasan yang sungguh sangat berbeda dengan sebelumnya yaitu agar bisa menikmati tontonan sinetron.
- Jalan kaki dan terkadang mengayuh sepeda untuk bisa datang tepat waktu sebelum jam 7 pun mulai ditinggalkan, dengan penuh keceriaan tiap pagi bunyi sepeda motor sudah meramaikan rumahnya. Bahkan tidak jarang merelakan untuk terlambat 15 atau 30 menit hanya untuk membersihkan pelk ban yang kotor.
- Peralatan dapur yang tidak ada masalah sebelumnya menjadi bahan perbincangan dan bisa menimbulkan perseteruan antar anggota keluarga hanya karena: Nasi nya kok dingin banget, bagaimana bisa masuk ke perut? Sehingga muncul ide untuk membeli Rice Cooker yang sekaligus ada penghangatnya.
- Dinding kusam yang selama puluhan tahun menjadi pemandangan tersendiri disaat melepas lelah setelah membagikan Ilmu secara murahpun kini menjadi masalah. Bahkan sekarang menjadi perusak konsentrasi dan mengganggu kenyamanan. Sehingga ide untuk merenovasi rumah dan mengecatnya dengan cat berkualitas tinggi pun harus segera dilakukan, mengggunakan merk cat yang ada di TV gitu lhooo.
- Suasana rumah menjadi semakin ramai bukan hanya dari bunyi yang keluar dari pesawat TV ataupun radio tape recorder, namun saat ini ada bunyi2an baru yang keluar dari benda mungil yang merupakan sesuatu yang dalam mimpipun dulu kala diharamkan (tidak mungkin). Yang bikin menjadi mencengangkan ternyata bukan hanya satu sumber, ada lebih dari 3 sumber suara. Yah begitulah kondisi saat ini hampir semua anggota keluarga mempunya barang yang populer disebut handphone.
Demikianlah sedikit goncangan hebat yang
terjadi dipojok desa terpencil dan kemungkinan besar juga terjadi di
seluruh penjuru negeri ini. Goncangan hebat maha dahsyat bila dibanding
gempa, sebuah goncangan gaya hidup (life style) yang mulai melanda para
pendidik kita yang segera akan mulai melepas label yang disandang
puluhan tahun sebagai ” Pahlawan tanpa tanda jasa”
No comments:
Post a Comment