Wednesday, November 19, 2014

Gaji Guru Naik, Yakinkah Mutu Guru Naik?

20% untuk alokasi anggaran adalah sangat tinggi bila sebelumnya untuk mendapatkan angka 5% saja sesuatu hal yang sulit dicerna fikiran khalayak bangsa ini.
guru-umar-bakriDemikianlah alokasi pendidikan dinegeri ini yang sungguh sangat perlu disyukuri, naik secara drastis bahkan bila dibanding departemen2 lainya yang justru mengalami penurunan.
Efek domino dari kenaikan anggaran pendidikan ini pasti akan juga mengimbas kepada kesejahteraan bagian yang ada didalamnya termasuk Guru.
Pertanyaan yang perlu diperhatikan.
Mungkinkah kenaikan gaji guru juga menaikan kualitas seorang guru dalam mengajar? ataukah hanya menaikan gaya hidup. Yang serba kesusahan menjadi berlebihan harta. Bisa dibayangkan untuk guru SD di daerah terpencil awalnya mendapatkan gaji 2 juta kotor (setelah dipotong sana-sini untuk bayar hutang bisa jadi sampai ke keluarga tidak lebih dari 700 ribu rupiah). Mereka harus membiayai dapur yang harus terus mengepul dan putra putrinya yang terus ingin meraih pendidikan setinggi-tingginya (biar hidup lebih enak, ga seperti orang tuanya).
Jreeeeng….
Tiba-tiba penghasilah bertambah 3 kali lipat menjadi 6 Juta rupiah dan setelah dipotong sana sini tinggal 5 Jutaan. Sungguh sangat fantastis.
Perencanaanpun mulai di buat oleh keluarga guru yang kaya mendadak tersebut, bukan sekedar membahas masalah dapur, pendidikan. Namun ada pos2 perencanaan lainya yang tiba2 muncul dan semuanya berhubungan dengan Uang. Misalkan:
  • Udara panas yang sudah biasa dinikmati tiba2 naik beribu-ribu derajat, sehingga nampaknya AC pun kayaknya sudah saatnya dibeli.
  • TV hitam putih yang menemaninya dalam memberikan informasi tambahan untuk mengajarpun mulai perlu ada pembaharuan, muncul sebuah ide untuk mulai melirik toko elektronik di kota untuk membeli TV yang warna warni dengan alasan yang sungguh sangat berbeda dengan  sebelumnya yaitu agar bisa menikmati tontonan sinetron.
  • Jalan kaki dan terkadang mengayuh sepeda untuk bisa datang tepat waktu sebelum jam 7 pun mulai ditinggalkan, dengan penuh keceriaan tiap pagi bunyi sepeda motor sudah meramaikan rumahnya. Bahkan tidak jarang merelakan untuk terlambat 15 atau 30 menit hanya untuk membersihkan pelk ban yang kotor.
  • Peralatan dapur yang tidak ada masalah sebelumnya menjadi bahan perbincangan dan bisa menimbulkan perseteruan antar anggota keluarga hanya karena: Nasi nya kok dingin banget, bagaimana bisa masuk ke perut? Sehingga muncul ide untuk membeli Rice Cooker yang sekaligus ada penghangatnya.
  • Dinding kusam yang selama puluhan tahun menjadi pemandangan tersendiri disaat melepas lelah setelah membagikan Ilmu secara murahpun kini menjadi masalah. Bahkan sekarang menjadi perusak konsentrasi dan mengganggu kenyamanan. Sehingga ide untuk merenovasi rumah dan mengecatnya dengan cat berkualitas tinggi pun harus segera dilakukan, mengggunakan merk cat yang ada di TV gitu lhooo.
  • Suasana rumah menjadi semakin ramai bukan hanya dari bunyi yang keluar dari pesawat TV ataupun radio tape recorder, namun saat ini ada bunyi2an baru yang keluar dari benda mungil yang merupakan sesuatu yang dalam mimpipun dulu kala diharamkan (tidak mungkin). Yang bikin menjadi mencengangkan ternyata bukan hanya satu sumber, ada lebih dari 3 sumber suara. Yah begitulah kondisi saat ini hampir semua anggota keluarga mempunya barang yang populer disebut handphone.
Demikianlah sedikit goncangan hebat yang terjadi dipojok desa terpencil dan kemungkinan besar juga terjadi di seluruh penjuru negeri ini. Goncangan hebat maha dahsyat bila dibanding gempa, sebuah goncangan gaya hidup (life style) yang mulai melanda para pendidik kita yang segera akan mulai melepas label yang disandang puluhan tahun sebagai ” Pahlawan tanpa tanda jasa”

No comments:

Post a Comment