Wednesday, November 19, 2014

Berharaplah, pasti kau kecewa

“Saya kecewa dengan Si Fulan, kok ga seperti yang saya harapkan. Padahal saya sudah mati-matian dukung dia lho”

Bila kita cermati lebih mendalam petikan kalimat diatas, mungkin kerap kali kita temui, baik itu yang kita dengarkan langsung dari pihak luar atau bahkan dari diri kita sendiri. Rasa kecewa terkadang menggelayuti sendi sendi kehidupan yang kita jalani dan bisa dikatakan tidaklah mungkin dihilangkan dari diri kita semua.



Benarkah demikian?

Bisa benar, bisa juga kurang tepat.

Tentunya benar sekali bila memang diri kita selalu menambatkan segala keinginan atau harapan kita diserahkan kepada pihak yang sukar untuk dipercaya.

Bisa juga dimaknakan kurang tepat bila memang diri kita membebaskan diri kita dari mengharapkan sesuatu selain kepada yang patut dipercayai.

Sungguh sangat rumit dan perlu kecerdasan tersendiri memaknai arti kepercayaan bila memang diri kita sendiri masih terbayang-bayang rasa ingin dipenuhi segala kebutuhan.

Maka dari itu, marilah kita merdekakan diri kita dari mengharap segala sesuatu dimuka bumi ini. Cukuplah Tuhan menjadi satu satunya titik penghambaan dan pengharapan yang ada dalam hati kita.

No comments:

Post a Comment